TUGAS MAKALAH :
AYAT TENTANG HARTA 2 :
SURAT AL-LUQMAN : 20
Disusun Oleh :
JUAN JUNARDI
13020103075
Jurusan Syariah Dan Ekonomi Islam /
Ekonomi Islam / III / C
Institut Agama Islam Negeri
( IAIN
)
Sultan Qaimuddin Kendari
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan
hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini sebatas pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak pembimbing yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai “AYAT TENTANG
HARTA 2 : SURAT AL-LUQMAN : 20 “ Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Kendari, November 2014
Penyusun
DAFTAR ISI :
BAB I
PENDAHULUAN
Tafsir surat al-luqman ayat 20 disebut ada 100 nikmat, yang 1
diantaranya diturunkan ke bumi, untuk disebarkan kepada jin, manusia, hewan yang
besar, hingga hewan yang sangat kecil seperti
amuba yang tidak bisa dilihat secara kasat mata. Hanya dengan 1 rahmat tersebut kita kerepotan untuk menghitung semua nikmat yang telah kita terima dan niscaya kita tak akan pernah bisa menghitungnya. Padahal semua nikmat tersebut akan dimintakan pertanggungjawaban. Apakah rezeki kita sebagian kita infakan kepada mereka yang membutuhkan. Dan tak ada yang merugi apabila kita melakukan kegiatan sosial kita. Tidak pernah ada kabar seorang yang pulang dari haji jatuh miskin karena uangnya digunakan untuk membantu kaum miskin sebagai wujud syukur. Keikhlasan adalah kuncinya. Hamba yang senantiasa ikhlas akan semakin dilapangkan hatinya dan dijauhkan dari hal-hal yang membuatnya menderita. Karena pada hakekatnya umat yang pandai bersyukur kepada Allah, adalah umat yang selalu memuliakan hidupnya. Allah menjanjikan akan memberikan nikmat yang lebih besar dari yang diterimanya saat ini. Sisanya, 99 nikmat tersebut akan diberikan hanya kepada hamba Allah, yaitu sebagian kecil dari keseluruhan umat manusia tak lain adalah hambanya yang senantiasa bersyukur pada saat yaumul akhir nanti. Maka ar rahim yang menjadi salah satu sifat Allah begitu mengemuka di bagian ini. Ada 3 golongan manusia akan kondisi ini.Yakni :
1. Orang yang pandai bersyukur
2. Orang yang khufur nikmat.
3. Orang yang diilustrasikan seperti kipas angin, kadang dia melupakan nikmat saat diberi kebahagiaan, disaat lain dia bisa begitu ingat akan nikmatnya saat diberi cobaan.
amuba yang tidak bisa dilihat secara kasat mata. Hanya dengan 1 rahmat tersebut kita kerepotan untuk menghitung semua nikmat yang telah kita terima dan niscaya kita tak akan pernah bisa menghitungnya. Padahal semua nikmat tersebut akan dimintakan pertanggungjawaban. Apakah rezeki kita sebagian kita infakan kepada mereka yang membutuhkan. Dan tak ada yang merugi apabila kita melakukan kegiatan sosial kita. Tidak pernah ada kabar seorang yang pulang dari haji jatuh miskin karena uangnya digunakan untuk membantu kaum miskin sebagai wujud syukur. Keikhlasan adalah kuncinya. Hamba yang senantiasa ikhlas akan semakin dilapangkan hatinya dan dijauhkan dari hal-hal yang membuatnya menderita. Karena pada hakekatnya umat yang pandai bersyukur kepada Allah, adalah umat yang selalu memuliakan hidupnya. Allah menjanjikan akan memberikan nikmat yang lebih besar dari yang diterimanya saat ini. Sisanya, 99 nikmat tersebut akan diberikan hanya kepada hamba Allah, yaitu sebagian kecil dari keseluruhan umat manusia tak lain adalah hambanya yang senantiasa bersyukur pada saat yaumul akhir nanti. Maka ar rahim yang menjadi salah satu sifat Allah begitu mengemuka di bagian ini. Ada 3 golongan manusia akan kondisi ini.Yakni :
1. Orang yang pandai bersyukur
2. Orang yang khufur nikmat.
3. Orang yang diilustrasikan seperti kipas angin, kadang dia melupakan nikmat saat diberi kebahagiaan, disaat lain dia bisa begitu ingat akan nikmatnya saat diberi cobaan.
BAB
II
PEMBAHASAN
أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَا
فِيْ السَّمَاوَاتِ وَمَا فِيْ الْأَرْضِ وَ أَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً
وَبَاطِنَةً وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُجَادِلُ فِيْ اللهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَ لَا
هُدًى وَلاَ كِتَابٍ مُنِيْرٍ[1]
Terjemahan
:
“Tidakkah engkau melihat bahwa sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk kamu apa yang ada
dilangit dan apa yang ada di bumi dan menyempurnakan bagi kamu nikmatnya lahir
dan batin. Dan diantara manusia ada yang membantah tentang Allah tanpa ilmu
pengetahuan atau tanpa petunjuk atau tanpa kitab yang bercahaya. “(QS. Al-
Luqman : 20 )
Ayat –ayat kelompok ini bukan lagi nasihat dari luqman. Ia kembali
berbicara tentang keesaan dan kekuatan allah yang merupakan uraian terakhir
sebelum memasuki uraian tentang nasihat luqman. Anda ingat pada ayat 10 dan 11
yang lalu allah menguraikan kuasanya menciptakan langit tanpa tiang, meletakan
di bumi tiang-tiang , mengembangbiakan segala jenis binatang dan menurunkan air
dari langit lalu menumbuhkan aneka tumbuhan. Itulah ciptaan Allah .Sedang,
berhala-berhala dan siapa pun yang diperuntukkan tidak mampu mencipta. Nah,
ayat diatas melanjutkan uraian itu. Kendati demikian, ayat ini masih juga dapat
dinilai berhubungan dengan nasihat Luqman as. Beliau menasihati anaknya agar
beribadah , tunduk dan patuh kepada Allah , karena semua akan kembali
kepadanya. Dia mengetahui segala sesuatu , maha kuasa atas segala sesuatu,.
Segala nikmat yang terhampar bersumber darinya, karena itu, seorang tidak boleh
angkuh dan sombong, tidak juga menyebut kelebihan-kelebihan yang diperolehnya, karena
Allah dapat mencabut darinya dan memberi kepada siapa yang ia hina dan
lecehkan. Dari sini, ayat diatas
berlanjut menyatakan tidaklah engkau, wahai Nabi Muhammad atau siapa saja,
melihat dan memerintahkan sesungguuhnya Allah telah menundukkan untuk
kepentingan kamu apa yang ada dilangit , seperti matahari, udara, bulan,
bintang-binatang, angin dan sebagainya, dan menundukkan juga untuk kemaslahatan
kamu apa yang ada dibumi, seperti gunung-gunung, tumbuh-tumbuhan, laut, dan
sungai serta segala isinya. Dan, disamping itu. Dia menyempurnakan serta
menganugerahkan secara luas bagi kamu nikmatnya yang lahir, seperti kesehatan
dan kelengkapan anggota tubuh, harta benda, kedudukan dan keturunan, dan juga
nikmatyang batin, seperti ketenangan batin dan kedamaian, optimisme, akal,
emosi dan lain-lain. Dia yang menundukkan dan menganugerahkan kepada kamu semua
itu berkuasa juga mencabut semua atau sebagian dari nikmat-nikmat itu. Karena
itu, janganlah angkuh, jangan juga berbangga melampaui batas, apalagi
mempersekutukan allah dan memyembah selainnya.
Penundukan dan penganugerahan nikmat-nikmat itu demikian jelas,
namun manusia berbeda-beda dalam meyambutnya. Ada diantara kamu yang patuh kepada
Allah serta mengakui keesaannya serta mensyukuri nikmat itu. Dan diantara
manusia ada yang membantah tentang keesaan, agama, dan tuntunan Allah dengan
bantahan tanpa dasar ilmu pengetahuan yang diperolehnya dari siapapun yang
memiliki otoritas, baik secara langsung maupun tertulis. Bahkan, dia membantah
setelah ilmu membuktikan kebathilan pandangannya atau membantah tanpa berdasar
petunjuk yakni hasil pengembangan nalar atau jiwanya yang suci dan objektif
atau tanpa kitab yang bercahaya, yakni
keterangan kitab suci yang dapat dijadikan pelita hidup serta
paenerangan kepada kebenaran.
Kata ( ( سخر sakhhara
berarti menundukkan sesuatu sehingga melakukan apa yang dikehendaki ooleh yang
menundukannya. Persis seperti pena yang ditundukkan oleh penulis. Ia akan akan
menulis sesuai kehendak penulisnya. Yang menundukkan alam adalah Allah swt.
Penundukannya untuk manusia. Allah menundukkan dengan menciptakan hukum-hukum
alam, lalu manusia diilhaminya dengan pengetahuan sehingga mampu menggunakan
hukum-hukum alam dapat melakukan apa yang dikehendaki manusia atas izin Allah
swt. Selanjutnya, karena penundukan Allah itu dimaksudkannya untuk kepentigan
manusia. Allah memberikan kewenangan dan kemampuan untuk mengelola alam raya.
Dia yang melakukan itu memerintahkan manusia utnk mengelolanya sesuai “konsep”
yang dikehendakinya. Namun, dalam saat yang sama. Konsep itu merupakan ujian
buat manusia. Dia dapat melaksankannya atau untuk itu dia mendapatkan ganjaran
atau mengabaikannya dan ini mengakibatkan kesengsaraaan paling tidak diakhirat
nanti. Jadi, sekali lagi, yang menundukan adalah Allah bukan manusia.
Kata( أسبغ (asbagha
terambil dari kata sabaga yang pada mulanya berarti sempurna dan luas . yang
dimaksud disini adalah nikmat-nikmat yang pada hakikatnya sangat luas
mencukupi, bahkan melimpah, melebihi apa yang dibutuhkan manusia. Jika mereka mau menggunakannya
secara adil dan benar. Memang, boleh
jadi kini terasa bahwa nikmat Allah terbatas, tetapi, sebab utamanya adalah
kepincangan distribusinya serta penggunaannya secara tidak benar.
A. Tanda-tanda orang yang kufur nikmat
وَآتَاكُم
مِّن كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِن تَعُدُّواْ نِعْمَتَ اللّهِ لاَ تُحْصُوهَا
إِنّ الإِنسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ
Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan
segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung ni`mat Allah,
tidaklah dapat kamu menghitungkannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim
dan sangat mengingkari (ni`mat Allah). (Ibrahim : 34)[2]
Tanda-tanda
orang yang tidak mensyukuri nikmat dan kufur nikmat, menurut Imam al-Ghazali,
tidak cukup dilihat dari keengganannya mengucapkan "Alhamdulillah" . Tetapi juga
kerana menggunakan kenikmatan pada jalan yang tidak diridhai Allah. Kenikmatan
fikiran yang sihat, contohnya, banyak digunakan oleh orang yang kufur nikmat
untuk memikirkan hal-hal yang tidak diridhai Allah.
Sikap yang demikian jauh dari kehendak Allah, karena
fikiran yang sehat dan cerdas yang dikurniakan oleh Allah sepatutnya digunakan
untuk mengingat Allah dan membantu kita dalam melakukan ibadah dan amal soleh.
Bukan digunakan untuk menghalangi kita dari Islam dan untuk menghancurkan
Islam.
kufur secara bahasa berarti
menutupi. Sedangkan menurut syara’ kufur adalah tidak beriman kepada Allah dan
Rasulnya, baik dengan mendustakannya atau tidak mendustakannya. Jika
maksud Kufur Nikmat ialah tidak menggunakan nikmat Allah S.W.T pada jalan
yang benar. Dengan kata lain, menggunakan nikmat yang diberikan pada jalan
yang dibenciNya.
Ketika menafsirkan QS. Ibrahim(14) :34 yang menegaka bahwa “ Allah
menganugerahkan kepada kamu semua yang kamu minta”. Penulis antara lain bahwa Allah
swt., telah menyiapkan dan memberikan kepada setiap orang apa yang dimintanya,
baik melalui usahanya yang disukseskan Allah maupun melalui perintahnya kepada
yang memiliki kelebihan untuk memberikan sebagian dari kelebihan yang
dimilikinya kepada yang butuh. Memang,
apabila semua yang memiliki kelebihan bersedia mengeluarkan zakat dan
sedekah yang diperintahkan allah, niscaya akan terpenuhi semua semua
permintaan-permintaan hamba-hambanya. Disisi lain, boleh jadi kekurangan yang
dialami atau dirasakan seseorang penyebabnya adalah seperti yang diisyaratkan
oleh penutup ayat surat Ibrahim ini, yaitu bahwa manusia dzalum atau kafir. Kata
dzalum/sangat berbuat dzalim antara lain berani menzalimi dan menghalangi orang lain memperoleh haknya, atau mengambil
atau melebihi dari yang seharusnya dia ambil., atau bersifat mubazir, menyiakan
sesuatu dan tidak menggunakanya pada tempat yang semestinya. Segelas air cukup
untuk menghilangkan dahaga. Tetapi, bila mengambilnya lebih dari segelas,
sisanya tidak diminum dan dibuang dapat menjadikan manusia atau binatang yang
membutuhkan nya akan kehausan. Bayangkanlah berapa banyak sisa makanan
orang-orang kaya yang terbuang di bak sampah padahal sekian banyak pula manusia
yang kelaparan. Tanyakanlah berapa persen dari anggaran negara maju yang
digunakan untuk memproduksi senjata, padahal jika hal tersebut jika digunakan
untuk membantu Negara miskin , niscaya sekian banyak penderitaan dan kemiskikinan
dapat tertanggulangi. Demikian sedemikian makna dari makna dzalum. Disisi lain,
berapa banyak nuikmat Allah yang masih terpendam di perut bumi, bahkan dialam
raya, yang pada digali dan ditampakkan!.
Huruf wawu pada firmannya ( و من الناس (wa
minan nasi dan diantara manusia dipahami oleh Ibn Asyur dalam arti daalm
keadaan. Makna penggalan ayat ini menurutnya adalah : kamu telah melihat Allah
menundukkan apa yang dilangit buat kamu dan melimpahkan aneka nikmat yang
sempurna dalam keadaan sebagian dari kamu membantah tentang keesannya dan
menutup mata menyangkut bukti-bukti keesaaan
itu. Sedang, huruf yang sama pada
kalimat (wala hudan wala kitabim munirin dalam arti atau. Ini karena yang
dituntun, paling tidak adalah salah satu dari 3 hal yang disebut diatas itu,
bukan ketiganya sekaligus.
Kata( (علمilm dipahami Ibn Asyur dalam arti upaya menuntut ilmu dan
berijtihad. Kata hudan adalah perolehan pengetahuan melalui guru. Sedang, kitab adalah membaca buku yang
bermanfaaat. Tabthai’ menjadikan yang pertama berarti apa yang diperoleh dari
usah mendapatkan argument aqliyah, sedang hudan adalah apa yang dianugerahkan Allah
melalui wahyu atau ilham, dan kitab adalah kitab-kitab samawi yang diturunkan Allah
swt kepada para nabinya.
B. Bersyukurlah pada Allah
Asy Syaukani berkata, “Bersyukur pada Allah adalah
memuji-Nya sebagai balasan atas nikmat yang diberikan dengan cara melakukan
ketaatan pada-Nya” (Fathul Qodir, 5: 487). Para ulama menjelaskan bahwa
seseorang dinamakan bersyukur ketika ia memenuhi 3 rukun syukur:
1. mengakui
nikmat tersebut secara batin (dalam hati),
2. membicarakan
nikmat tersebut secara zhohir (dalam lisan), dan
3. menggunakan
nikmat tersebut pada tempat-tempat yang diridhoi Allah (dengan anggota badan).
Ibnu Taimiyah menyatakan, “Syukur haruslah dijalani dengan mengakui nikmat
dalam hati, dalam lisan dan menggunakan nikmat tersebut dalam anggota badan.”
(Majmu’ Al Fatawa, 11: 135)[3]
Yang diperintahkan pada Lukman adalah untuk bersyukur
pada Allah. Syukur ini diperintahkan sebagai anugerah hikmah dan kemuliaan dari
Allah yang diperuntukkan padanya. Di mana hikmah ini teristimewa untuknya
dibanding orang yang sejenis dengannya dan orang berada di zamannya. (Tafsir Al
Qur’an Al ‘Azhim, 11: 52).
Lalu Allah
berfirman,
وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ
“Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka
sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri”.
Ibnu Katsir berkata, “Barangsiapa yang bersyukur, maka
manfaat dan pahalanya akan kembali pada dirinya sendiri. Sebagaimana Allah
Ta’ala juga berfirman,
وَمَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِأَنْفُسِهِمْ يَمْهَدُونَ
“Dan barangsiapa yang beramal saleh maka untuk diri
mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan).” (QS. Ar Rum:
44). (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 11: 52).
Sebaliknya barangsiapa yang mengingkari nikmat atau
enggan bersyukur,
وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
“dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (QS. Lukman: 12).
Artinya, Allah itu Maha Kaya, tidak butuh pada hamba. Jika hamba tidak
bersyukur, itu pun tidak membuat Allah terluka. Jika seluruh penduduk di muka
bumi kufur, maka Allah tidak bergantung pada yang lainnya. Laa ilaha illallah,
tidak ada yang berhak disembah selain Allah (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 11:
52). Yahya bin Salam berkata, “Allah itu Maha Kaya, tidak butuh pada selain
Dia. Allah pun Maha Terpuji dalam segala perbuatan-Nya.” (Fathul Qodir, 5:
487).
Dalam hadits qudsi ditunjukkan bahwa Allah tidak butuh
pada rasa syukur seorang hamba dan jika mereka tidak bersyukur, itu pun
tidaklah mengurangi kekuasaan Allah.
يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ
كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِى
مُلْكِى شَيْئًا يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ
وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ
مُلْكِى شَيْئًا
“Wahai hamba-Ku, kalau orang-orang terdahulu dan yang
terakhir di antara kalian, sekalian manusia dan jin, mereka itu bertaqwa
seperti orang yang paling bertaqwa di antara kalian, tidak akan menambah
kekuasaan-Ku sedikit pun. Jika orang-orang yang terdahulu dan yang terakhir di
antara kalian, sekalian manusia dan jin, mereka itu berhati jahat seperti orang
yang paling jahat di antara kalian, tidak akan mengurangi kekuasaan-Ku sedikit
pun juga.” (HR. Muslim no. 2577).
Ayat dari surat Lukman di atas mengajarkan kepada kita
untuk bersyukur atas berbagai macam nikmat, lebih-lebih lagi dengan nikmat yang
begitu besar yang Allah anugerahkan. Kepahaman terhadap agama adalah suatu
nikmat yang besar dan begitu berharga. Kepahaman terhadap diinul Islam pun
termasuk hikmah. Jika kita diberikan anugerah ilmu oleh Allah, rajin-rajinlah
untuk selalu bersyukur pada-Nya.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ
كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan
(ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".” (QS.
Ibrahim: 7). Al Hasan Al Bashri mengatakan, “Barangsiapa bersyukur pada Allah
atas berbagai macam nikmat yang dianugerahkan, Allah akan menjadikannya semakin
taat.” Maqotil berkata, “Barangsiapa yang mengesakan Allah dalam syukur, maka
Allah akan memberikan baginya kebaikan di dunia.” (Lihat Zaadul Masiir, 4:
347).
Begitu pula terhadap nikmat yang terlihat kecil dan
sepele, syukurilah. Jika nikmat kecil saja tidak bisa disyukuri, bagaimana lagi
dengan nikmat yang besar.
مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ
“Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka
ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak.” (HR. Ahmad, 4: 278. Syaikh
Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan sebagaimana dalam As Silsilah Ash
Shohihah no. 667)[4]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata ( ( سخر sakhhara
berarti menundukkan sesuatu sehingga melakukan apa yang dikehendaki ooleh yang
menundukannya.
Kata( أسبغ (asbagha
terambil dari kata sabaga yang pada mulanya berarti sempurna dan luas . yang
dimaksud disini adalah nikmat-nikmat yang pada hakikatnya sangat luas
mencukupi, bahkan melimpah, melebihi apa yang dibutuhkan manusia. Jika mereka mau menggunakannya
secara adil dan benar. Memang, boleh
jadi kini terasa bahwa nikmat Allah terbatas, tetapi, sebab utamanya adalah
kepincangan distribusinya serta penggunaannya secara tidak benar.
Huruf wawu pada firmannya ( و من الناس (wa
minan nasi dan diantara manusia dipahami oleh Ibn Asyur dalam arti daalm
keadaan.
Kata( (علمilm dipahami Ibn Asyur dalam arti upaya menuntut ilmu dan
berijtihad.
Para ulama menjelaskan bahwa
seseorang dinamakan bersyukur ketika ia memenuhi 3 rukun syukur: (1)
mengakui nikmat tersebut secara batin (dalam hati), (2) membicarakan nikmat
tersebut secara zhohir (dalam lisan), dan (3) menggunakan nikmat tersebut pada
tempat-tempat yang diridhoi Allah (dengan anggota badan).
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ
كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan
(ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".” (QS.
Ibrahim: 7).
DAFTAR PUSTAKA
[Online] / pengar. Nurullina
Adzkia. - http://www.Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat.Rumasyo.com.
Tafsir Al-
Azhar [Buku] / pengar.
HAMKA Prof. DR.. - Singapura : Pustaka Nasional PTE LTD Singapura.
Tafsir Al-
Marugi [Buku] /
pengar. Marugi Ahmad Mustafa al-. - Semarang : CV. Toha Putra
Semarang .
Tafsir Al-
Misbah : Pesan, Kesan Dan Keserasian Al- Qur'an [Buku] / pengar. Shihab M. Quraish. -
Jakarta : Lentera Hati, 2002.
Harrah's Cherokee Casino Resort - Mapyro
BalasHapusHarrah's Cherokee Casino Resort is located in 남양주 출장안마 Murphy, North Carolina. The casino offers table 파주 출장샵 games, poker, live entertainment, and is open daily Rating: 3.7 · 2,639 reviews 순천 출장샵 · Price 강릉 출장샵 range: $ (Based on Average Nightly Rates for a Standard Room from our Partners)Which popular 순천 출장안마 attractions are close to Harrah's Cherokee Casino Resort?What are some of the property amenities at Harrah's Cherokee Casino Resort?