TUGAS MAKALAH :
ISYTIRAKIYYAH
(SOSIALISME)
Disusun
Oleh :
JUAN
JUNARDI
13020103075
Program Studi
Ekonomi Islam / IV / C
Jurusan Ekonomi dan Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri
(IAIN)
KENDARI
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan
juga kami berterima kasih pada Bapak pembimbing yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
Kami sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai ” ISYTIRAKIYYAH ( sosialime ) ” Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh
dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Kendari, April 2015
Penyusun
DAFTAR ISI :
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap negara memiliki sistem
perekonomian yang berbeda-beda. Sistem yang dianut sebuah negara biasanya
sesuai dengan paham ideologi negara tersebut. Negara yang berideologi komunisme
biasanya akan menerapkan sistem sosialis. Dan jika negara tersebut menganut
paham kapitalisme maka cenderung menganut sistem ekonomi kapittalis. Ada juga
negara yang menggabungkan kedua sistem di atas atau yang biasa disebut sistem
campuran. Tetapi, ada sistem yang berdasarkan syariah Islam yaitu sistem
ekonomi Islam. Yang menganut sistem ini adalah negara-negara Islam yang ada di
dunia.
Sistem-sistem ekonomi tersebut
memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Sistem ekonomi kapitalis misalnya,
sangat mengedepankan kebebasan setiap individu tanpa ada campur tangan negara.
Setiap orang diperbolehkan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang
diinginkan. Sedangkan sistem ekonomi sosialis merupakan kebalikan sistem
ekonomi kapitalis. Setiap individu tidak memiliki hak atas kekayaan. Semua
dikuasai oleh negara untuk kesejahteraan bersama. Di sisi lain,
sistem ekonomi campuran mencoba menggabungkan kelebihan dari kedua sistem di
atas. Sistem ekonomi campuran mengakui kebebasan individu tetapi tetap ada
kontrol dari negara.
Ada satu sistem yang lebih
mengedepankan kepentingan pribadi dan kepentingan umum selama tidak
bertentangan dengan aturan syariat Islam. Sistem ini disebut juga dengan sistem
ekonomi Islam. Sistem ekonomi Islam memiliki sisi yang hampir sama dengan
sistem lain tetapi di sisi lain sangat berbeda dengan sistem yang ada.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Ekonomi
Menurut Dumairy,
Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan
ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan
kehidupan. Sebuah sistem ekonomi terdiri atas unsur-unsur manusia dengan
subjek; barang-barang ekonomi sebagai objek; serta alat kelembagaan yang
mengatur dan menjalinnya dalam kegiatan ekonomi.
B. Jenis-Jenis Sistem Ekonomi
Secara umum
sistem ekonomi yang dikenal dunia ada 3 macam yaitu Sistem Ekonomi Kapitalis,
Sistem Ekonomi Sosialis, dan Sistem Ekonomi Islam.
1. Sistem Ekonomi Kapitalis
Sistem Ekonomi Kapitalis adalah sistem perekonomian yang
memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan
kegiatan perekonomian seperti memproduksi barang, manjual barang, menyalurkan
barang dan lain sebagainya. Dalam sistem ini pemerintah bisa turut ambil bagian
untuk memastikan kelancaran dan keberlangsungan kegiatan perekonomian yang
berjalan, tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut campur dalam ekonomi.
Dalam perekonomian kapitalis setiap warga dapat mengatur
nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam
bisnis untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. Semua orang bebas malakukan
kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas dengan berbagai cara.
a. Ciri-ciri sistem ekonomi Kapitalis :
1. Pengakuan
yang luas atas hak-hak pribadi
2. Perekonomian
diatur oleh mekanisme pasar
3. Manusia
dipandang sebagai mahluk homo-economicus, yang selalu mengejar kepentingann
(keuntungan) sendiri
4. Paham
individualisme didasarkan materialisme, warisan zaman Yunani Kuno (hedonisme)
Dalam sistem
perokonomian ini juga terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan.
b. Kelebihan dari sistem kapitalisme :
1.
Lebih efisien dalam memanfaatkan sumber-sumber
daya dan distribusi barang-barang.
2.
Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena
adanya kebebasan melakukan segala hal yang terbaik dirinya.
3.
Pengawasan politik dan social sangat minimal,
karena tenaga, waktu, dan biaya yang diperlukan lebih kecil.
c. Kelemahan dari sistem kapitalisme :
1.
Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada
persaingan tidak sempurna dan persaingan monopolistic
2.
Sistem harga gagal mengalokasikan
sumber-sumber secara efisien, karena adanya faktor-faktor eksternalitas (tidak
memperhitungkan yang menekan upah buruh dan lain-lain).
2. Sistem Ekonomi Sosialis
Sistem Ekonomi Sosialis adalah suatu
sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap
orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur tangan pemerintah.
Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata kehidupan
perekonomian negara serta jenis-jenis perekonomian yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara seperti air, listrik, telekomunikasi, gas,
dan lain sebagainya.
Sistem
ekonomi sosialis merupakan suatu sistem ekonomi dengan kebijakan atau teori
yang bertujuan untuk memperoleh suatu distribusi yang lebih baik dengan
tindakan otoritas demokratisasi terpusat dan kepadanya perolehan produksi
kekayaan yang lebih baik daripada yang kini berlaku sebagaimana yang
diharapkan.
Sistem
Ekonomi Sosialis berpandangan bahwa kemakmuran individu hanya mungkin tercapai
bila berfondasikan kemakmuran bersama. Sebagai Konsekuensinya, penguasaan
individu atas aset-aset ekonomi atau faktor-faktor produksi sebagian besar
merupakan kepemilikan sosial.
a. Ciri-ciri sistem ekonomi sosialis
1.
Lebih mengutamakan kebersamaan
-
Masyarakat dianggap sebagai satu-satunya kenyataan sosial,
sedangkan individu-individu fiksi belaka.
-
Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam
sistem sosialis.
2.
Peran pemerintah sangat kuat
-
Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan,
pelaksanaan hingga tahap pengawasan.
-
Alat-alat produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur
oleh negara
3.
Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi
-
Pola produksi (aset dikuasai masyarakat) melahirkan
kesadaran kolektivisme (masyarakat sosialis)
-
Pola produksi (aset dikuasai individu) melahirkan kesadaran
individualisme (masyarakat kapitalis)
b. Kelebihan sistem ekonomi sosialis:
1. Pemerintah
lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran dan masalah ekonomi lainnya
2. Pasar
barang dalam negeri berjalan lancar
3. Pemerintah
dapat turut campur dalam hal pembentukan harga
4. Relatif
mudah melakukan distribusi pendapatan
5. Jarang
terjadi krisis ekonomi
c. Kelemahan sistem ekonomi sosialis:
1. Mematikan
inisiatif individu untuk maju
2. Sering
terjadi monopoli yang merugikan masyarakat.
3. Masyarakat
tidak memiliki kebebasan dalam memilih sumber daya
3. Sistem Ekonomi Islam
Secara sederhana bisa dikatakan, bahwa sistem ekonomi Islam adalah suatu
sistem ekonomi yang didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai Islam. Sumber dari
keseluruhan nilai tersebut sudah tentu Al-Quran,
As-Sunnah, ijma’ dan qiyas. Nilai-nilai sistem ekonomi
Islam ini merupakan bagian integral dari keseluruhan ajaran Islam yang
komperhensif dan telah dinyatakan Allah Swt. sebagai ajaran yang sempurna.
Karena didasarkan pada nilai-nilai Ilahiah, sistem ekonomi Islam tentu
saja akan berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis yang didasarkan pada ajaran kapitalisme,
dan juga berbeda dengan sistem ekonomi sosialis yang didasarkan pada ajaran
sosialisme. Memang, dalam beberapa hal, sistem ekonomi Islam merupakan kompromi
antara kedua sistem tersebut, namun dalam banyak hal sistem ekonomi Islam
berbeda sama sekali dengan kedua sistem tersebut. Sistem ekonomi Islam memiliki
sifat-sifat baik dari kapitalisme dan sosialisme, namun terlepas dari sifat
buruknya.
a. Prinsip Ekonomi Islam
Prinsip-prinsip ekonomi Islam secara garis besar dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1) Sumber daya dipandang sebagai amanah Allah kepada
manusia, sehingga pemanfaatannya haruslah bisa dipertanggungjawabkan di akhirat
kelak. Implikasinya adalah manusia harus menggunakannya dalam kegiatan yang
bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.
2) Kepemilikan pribadi diakui dalam batas-batas tertentu
yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat dan tidak mengakui pendapatan
yang diperoleh secara tidak sah.
3) Bekerja adalah kekuatan penggerak utama kegiatan ekonomi
Islam.
Dalam Al-Quran dijelaskan dalam surat an-nisa ayat 29 :
$ygr'¯»t úïÏ%©!$# (#qãYtB#uä w (#þqè=à2ù's? Nä3s9ºuqøBr& Mà6oY÷t/ È@ÏÜ»t6ø9$$Î/ HwÎ) br& cqä3s? ¸ot»pgÏB `tã <Ú#ts? öNä3ZÏiB 4 wur (#þqè=çFø)s? öNä3|¡àÿRr& 4 ¨bÎ) ©!$# tb%x. öNä3Î/ $VJÏmu ÇËÒÈ
29. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh
dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
Islam mendorong manusia untuk bekerja dan berjuang untuk mendapatkan
materi/harta dengan berbagai cara, asalkan mengikuti aturan yang telah
ditetapkan. Hal ini dijamin oleh Allah bahwa Allah
telah menetapkan rizki setiap makhluk yang diciptakan-Nya.
4) Kepemilikan kekayaan tidak boleh hanya dimiliki oleh
segelintir orang-orang kaya, dan harus berperan sebagai kapital produktif yang
akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
5) Islam menjamin kepemilikan masyarakat dan penggunaannya
dialokasikan untuk kepentingan orang banyak. Prinsip ini didasari oleh sunnah Rasulullah yang menyatakan bahwa
masyarakat mempunyai hak yang sama atas air, padang rumput, dan api.
6) Seorang muslim harus tunduk kepada Allah dan hari
pertanggungjawaban di akhirat.
Firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 281:
(#qà)¨?$#ur $YBöqt cqãèy_öè? ÏmÏù n<Î) «!$# ( §NèO 4¯ûuqè? @ä. <§øÿtR $¨B ôMt6|¡2 öNèdur w tbqãKn=ôàã ÇËÑÊÈ
281. dan peliharalah dirimu dari (azab yang
terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah.
kemudian masing-masing diri diberi Balasan yang sempurna terhadap apa yang
telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).
Kondisi ini akan mendorong seorang muslim menjauhkan diri dari hal-hal yang
berhubungan dengan maisir, gharar, dan berusaha dengan cara yang batil,
melampaui batas, dan sebagainya.
7) Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi
batas (nisab).
Zakat ini merupakan alat distribusi sebagian kekayaan orang kaya yang
ditujukan untuk orang miskin dan mereka yang membutuhkan. Menurut pendapat para
ulama, zakat dikenakan 2,5% untuk semua kekayaan yang tidak produktif, termasuk
di dalamnya adalah uang kas, deposito, emas, perak, dan permata, dan 10% dari
pendapatan bersih investasi.
8) Islam melarang riba dalam segala bentuknya.
Hal tersebut telah jelas dituliskan dalam Al-Quran bahwa Allah menghalalkan
jual beli dan mengharamkan riba.
b. Ciri-ciri Ekonomi Islam:
1.
Aqidah
sebagai substansi (inti) yang menggerakkan dan mengarahhkan kegiatan ekonomi
2.
Syari’ah sebagai batasan untuk memformulasi keputusan ekonomi
3.
Akhlak
berfungsi sebagai parameter dalam proses optimalisasi kegiatan ekonomi
c. Ada tiga dasar yang menjadi prinsip
sistem ekonomi syari’ah dalam Islam, yaitu:
1. Tauhid
Prinsip ini merefleksikan bahwa penguasa dan pemilik tunggal
atas jagad raya ini adalah Allah SWT.
2.
Khilafah
Prinsip ini mempresentasikan bahwa manusia adalah khalifah
atau wakil Allah di muka bumi ini dengan dianugerahi seperangkat potensi
spiritual dan mental serta kelengkapan sumberdaya materi yang dapat digunakan
untuk hidup dalam rangka menyebarkan misi hidupnya.
3.
‘Adalah
Merupakan bagian yang integral dengan tujuan syariah
(maqasid al-Syariah). Konsekuensi dari prinsip Khilafah dan ‘Adalah menuntut
bahwa semua sumberdaya yang merupakan amanah dari Allah harus digunakan untuk
merefleksikan tujuan syariah antara lain yaitu; pemenuhan kebutuhan (need
fullfillment), menghargai sumber pendapatan (recpectable source of earning),
distribusi pendapatan dan kesejah-teraan yang merata (equitable distribution of
income and wealth) serta stabilitas dan pertumbuhan (growth and stability)
C. Perbedaan Konsep Ekonomi Kapitalis, Sosialis dan Islam
Konsep
|
Kapitalis
|
Sosialis
|
Islam
|
Sumber Kekayaan
|
Sumber kekayaan sangat langka
|
Sumber kekayaan sangat langka
|
Sumber kekayaan alam semesta dari Allah swt.
|
Kepemilikan
|
Setiap pribadi dibebaskan untuk memiliki semua kekayaan
yang diperolehnya.
|
Sumber kekayaan di dapat dari perberdayaan tenaga kerja
(buruh)
|
Sumber kekayaan yang kita miliki adalah titipan dari Allah
swt.
|
Tujuan Gaya Hidup Perorangan
|
Kepuasan pribadi
|
Kesetaraan penghasilan di antara kaum buruh
|
Untuk mencapai kemakmuran di dunia dan di akhirat.
|
Tabel di atas menerangkan 3 konsep sistem perekonomian
yaitu: Kapitalis, Islam dan Sosialis.
Konsep dari ekonomi kapitalis di mana sumber kekayaan itu
sangat langka dan harus di peroleh dengan cara bekerja keras di mana setiap
pribadi boleh memiliki kekayaan yang tiada batas, untuk mencapai tujuan hidup
nya. Dalam sistim ekonomi kapitalis perusahaan di miliki oleh perorangan.
Terjadi nya pasar (market) dan terjadinya demand and supply adalah ciri khas
dari ekonomi kapitalis. Keputusan yang diambil atas isu yang terjadi seputar
masalah ekonomi sumbernya adalah dari kalangan kelas bawah yang membawa masalah
tersebut ke level yang lebih atas.
Sementara Islam mempunyai suatu konsep yang berbeda mengenai
kekayaan, semua kekayaan di dunia adalah milik dari Allah SWT yang dititipkan
kepada kita, dan kekayaan yang kita miliki harus di peroleh dengan cara yang
halal, untuk mencapai Al-falah (makmur dan success) dan Sa’ada Haqiqiyah
(kebahagian yang abadi baik di dunia dan akhirat). Dalam Islam yang ingin
punya property atau perusahaan harus mendapatkannya dengan usaha yang
keras untuk mencapai yang namanya Islamic Legal Maxim, yaitu mencari
keuntungan yang sebanyak banyak nya yang sesuai dengan ketentuan dari prinsip
prinsip syariah. Yang sangat penting dalam transaksi Ekonomi Islam adalah
tidak ada nya unsur Riba (interest) Maisir (judi) dan Gharar (ke tidak pastian).
Lain halnya dengan konsep ekonomi sosialis, di mana sumber
kekayaan itu sangat langka dan harus di peroleh lewat pemberdayaan tenaga kerja
(buruh), di semua bidang, pertambangan, pertanian, dan lainnya. Dalam sistem
Sosialis, semua bidang usaha dimiliki dan diproduksi oleh negara. Tidak
terciptanya market (pasar) dan tidak terjadinya supply dan demand, karena
Negara yang menyediakan semua kebutuhan rakyatnya secara merata.
Perumusan masalah dan keputusan di tangani langsung oleh negara.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem ekonomi
adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia
dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Sebuah sistem
ekonomi terdiri atas unsur-unsur manusia dengan subjek; barang-barang ekonomi
sebagai objek; serta alat kelembagaan yang mengatur dan menjalinnya dalam
kegiatan ekonomi.
Secara umum sietem ekonomi yang dikenal dunia ada 3, yaitu Sistem Ekonomi
Kapitalis, Sistem Ekonomi Sosialis, dan Sistem Ekonomi Islam.
Sistem Ekonomi Kapitalis
adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap
orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi barang,
manjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya.
Sistem Ekonomi Sosialis
adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar
kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur
tangan pemerintah
Secara
sederhana bisa dikatakan, bahwa sistem ekonomi Islam adalah suatu sistem
ekonomi yang didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai Islam. Sumber dari
keseluruhan nilai tersebut sudah tentu Al-Quran,
As-Sunnah, ijma’ dan qiyas.
Ciri-ciri
Ekonomi Islam:
1. Aqidah
sebagai substansi (inti) yang menggerakkan dan mengarahhkan kegiatan ekonomi
2. Syari’ah
sebagai batasan untuk memformulasi keputusan ekonomi
3. Akhlak
berfungsi sebagai parameter dalam proses optimalisasi kegiatan ekonomi
DAFTAR PUSTAKA
Dumairy, Perekonomian Indonesia, Erlangga:
Jakarta
Suprayitno, Eko, Ekonomi
Islam Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional,
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005
Tambunan, Tulus T.H, Perekonomian Indonesia
Beberapa Masalah Penting, Ghalia Indonesia: Jakarta,2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar